![Download gambar naruto vs pain Download gambar naruto vs pain](/uploads/1/2/3/8/123819340/150122242.jpg)
Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencanaan penyelesaian berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit. Menurut Sofwan Badri (1997: 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Network Planning”adalah sebagai berikut: Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network ”. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi. Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah:“ Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek”. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:“ Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. Manfaat Network Planning Network Planning Merupakan teknik perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut:.
Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya sehingga dapat diambil tindakan yang presentatif. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek. Sebagai alat komunikatif yang efektif. Memungkinkantercapainyapenyelenggaraan proyek yang lebihekenomis dipandang dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum. Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yangdicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.
Bentuk Network Planning Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan interelasi dari berbagai aktivitas. Network juga sering disebut diagram panah, apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan pada network maka ini dapat dipakai sebagai jadwal proyek ( project schedulle). Untuk membentuk gambar dari rencana network tersebut perlu digunakan simbol-simbol, antara lain:. Arrow/ anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu suatu kegiatan atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan durasi (jangka waktu tertentu) dan resources (tenaga, alat, material dan biaya). Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,dimana panjang dan kemiringan tidak berpengaruh.
Node/event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinyasaat peristiwa atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaandan akhir kegiatan.Dummy/anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan semua yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources. Double arrow/ dobel anak panah yang menunjukkan kegiatan di lintasan kritis (critical path). Penggunaan teknik-teknik PERT dan CPM. Pengertian PERT dan CPM. PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM adalah singkatan dari Critical ath Method (metode jalur kritis) dimana keduanya merupakan suatu teknik manajemen. Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelumdilaksanakan. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan- pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya. CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. CPM. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakanevent oriented. Pada activity oriented anak-panah menunjukkan activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.
Pengertian PERT dan CPM seperti yang dikemukakan oleh para ahli dikutipkan seperti berikut: “Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun konflik dan gangguan produksi, serta mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. Sedangkan CPM adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam proyek berdasarkan pada data biaya dari masa lampau (past cost data) ”.T. Hari Handoko (1993 hal.: 401) mengemukakan bahwa: “PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya,sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin”. Perbedaan PERT dan CPM Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalahsebagai berikut:. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernahdikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatantelah diketahui oleh evaluator. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang activity atau kegiatan dan peristiwa atau disebut event. Kegiatan merupakan bagian dari proyek yang mengguanakan waktu dan mewakili suatu tugas.
Peristiwa atau(event) yang disebut juga anode merupakan saat permulaan atau akhiran suatu tugas. Aktifitas – aktifitas dinyatakan dengan anak panah, dan peristiwa dinyatakan dengan lingkaran.
Bila semua aktifitas dan peristiwa dalam suatu proyek dihubungkan secara logis dan berurutan, hal itu akan membentuk suatu network. Dalam suatu system manajemen yang berdasarkan jaringan kerja (network) penekanan dapat diletakkan pada event atau pada kegiatan (activity). Anda dapat menyempurnakan informasi berikut dari diagram di atas:. Kegiatan kayu Cut dapat dilakukan secara paralel ke basis gudang Build & Mengawasi semen yang mengeras - ini mengasumsikan bahwa memiliki tim yang berbeda bekerja pada setiap rangkaian kegiatan. Panah gelap menunjukkan apa yang dikenal sebagai Critical Path ( Beli bahan - Build gudang basis- Mengawasi semen pengerasan - Merakit gudang ). Yang Critical Path adalah urutan kegiatan yang memakan waktu yang paling untuk menyelesaikan proyek.
Setiap keterlambatan dalam urutan kegiatan ini akan berdampak pada jangka waktu keseluruhan proyek. Oleh karena itu harus memantausemuakegiatan. Gantt chart. Setelah selesai bekerja pada diagram jaringan.
Perlu membuat Gantt chart. Gantt chart adalah alat manajemen proyek yang sangat berguna yang menyediakan gambaran dari jadwal (sesuatu yang diagram jaringantidak).
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang pengertian network planning selanjutnya kita akan mencoba membuat secara sederhana dan untuk memudahkanya maka dirangkum dalam bentuk tutorial cara membuat network planning manual. Kenapa manual? Karena untuk membuatnya juga bisa menggunakan bantuan software seperti MS Project. Contoh pekerjaan yang akan kita gunakan sebagai data adalah pasangan pondasi batu kali yang sebelumnya sudah kita buat dalam bentuk bar chart dan kurva S. Sebagai langkah awal kita buat terlebih dahulu rincian item pekerjaan yang ada. Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja NO JENIS PEKERJAAN DURASI WAKTU A Persiapan 6 hari B Galian tanah 2 hari C Lantai kerja 2 hari D Pasir urug 1 hari E Pasangan batu kali 3 hari F Urugan tanah kembali 0 hari Jika kita jumlahkan total durasi waktu adalah 15 hari padahal targetnya hanya 8 hari, disinilah kita memerlukan pembuatan network planning untuk mengatur perletakan jadwal yang bagus. Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan urutan kerja sebagai berikut.
pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya kegiatan. Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja. Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali. Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah kegiatan pemasangan selesai. Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang direncanakan. Tolong gambar untuk Network Planing Bangunan sekolah bertingkat 4 lantai.dengan penyelesaian pekerjaan 120 ( seratus dua puluh ) hari kalender.
Pekerjaan: I. PENDAHULUAN II. PONDASI DAN BAWAH + 0,00 III. BETON EXPOSE K 300 LT 1 IV. BETON EXPOSE K 300 LT 2 V. BETON EXPOSE K 300 LT 3 VI.
BETON EXPOSE K 300 LT 4 VII. PAS KAP DAN ATAP LT 1 VIII. PAS KAP DAN ATAP LT 2 IX.
PAS KAP DAN ATAP LT 3 X. PAS KAP DAN ATAP LT 4 XI. PAS ARSITEKTUR LT 1 XII. PAS ARSITEKTUR LT 2 XIII. PAS ARSITEKTUR LT 3 XIV. KUSEN/PINTU LT 1 XV.
KUSEN/PINTU LT 2 XVI. KUSEN/PINTU LT 3 XVII. PAS PLAFOND LT 1 XVIII.PEK. PAS PLAFOND LT 2 XIX. PAS PLAFOND LT 3 XX. PENGECATAN LT 1 XXI. PENGECATAN LT 2 XXII.
PENGECATAN LT 3 XXIII.PEK. INSTALASI LISTRIK LT 1 XXIV. INSTALASI LISTRIK LT 2 XXV. INSTALASI LISTRIK LT 3 XXVI. PENANGKAL PETIR XXVII.PEK. PLUMBING LT 1 XXVIII. PLUMBING LT 2 XXIX.
PLUMBING LT 3 XXX. INSTALASI DALAM SHAFT, POMPA dan WATER TORN XXXI. PAGAR dan HALAMAN XXXII.PEK. AKHIR Terimakasih!!!
Tolong gambar untuk Network Planing Bangunan sekolah bertingkat 4 lantai.dengan penyelesaian pekerjaan 120 ( seratus dua puluh ) hari kalender. Pekerjaan: I. PENDAHULUAN II. PONDASI DAN BAWAH + 0,00 III. BETON EXPOSE K 300 LT 1 IV.
BETON EXPOSE K 300 LT 2 V. BETON EXPOSE K 300 LT 3 VI. BETON EXPOSE K 300 LT 4 VII. PAS KAP DAN ATAP LT 1 VIII. PAS KAP DAN ATAP LT 2 IX. PAS KAP DAN ATAP LT 3 X.
PAS KAP DAN ATAP LT 4 XI. PAS ARSITEKTUR LT 1 XII.
PAS ARSITEKTUR LT 2 XIII. PAS ARSITEKTUR LT 3 XIV.
Network Planning Software
KUSEN/PINTU LT 1 XV. KUSEN/PINTU LT 2 XVI. KUSEN/PINTU LT 3 XVII. PAS PLAFOND LT 1 XVIII.PEK. PAS PLAFOND LT 2 XIX.
PAS PLAFOND LT 3 XX. PENGECATAN LT 1 XXI. PENGECATAN LT 2 XXII. PENGECATAN LT 3 XXIII.PEK. INSTALASI LISTRIK LT 1 XXIV. INSTALASI LISTRIK LT 2 XXV.
INSTALASI LISTRIK LT 3 XXVI. PENANGKAL PETIR XXVII.PEK. PLUMBING LT 1 XXVIII.
PLUMBING LT 2 XXIX. PLUMBING LT 3 XXX. INSTALASI DALAM SHAFT, POMPA dan WATER TORN XXXI. PAGAR dan HALAMAN XXXII.PEK. AKHIR Terimakasih!!!
Untuk membuatnya kita membutuhkan data-data yaitu Jenis pekerjaan yang dibuat detail rincian item pekerjaan, contohnya jika kita akan membuat network planning pondasi batu kali maka apabila dirinci ada pekerjaan galian tanah, pasangan pondasi batu kali kemudian urugan tanah kembali. Durasi waktu masing-masing pekerjaan, dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau menggunakan rumus analisa bangunan yang sudah ada. Jumlah total waktu pelaksanaan pekerjaan. Metode pelaksanaan konstruksi sehingga dapat diketahui urutan pekerjaan.
Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll. Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja.
Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan urutan kerja sebagai berikut. pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya kegiatan. Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja. Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali.
Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah kegiatan pemasangan selesai. Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang direncanakan. Jadi cara membuat network planning adalah seperti berikut Kegunaan Network Planning Data atau informasi yang diperoleh, namun tidak teratur dapat terorganisir dengan tepat. Dapat menunjukkan urutan pekerjaan sebuah proyek kerja konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut biaya dan waktu pelaksanaan proye tersebut. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal yang kritis yang mungkin terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi. Mengarahkan seorang pimpinan mengambil keputusan dan mengelola resources (sumber daya) dalam usaha mempercepat selesainya proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang, peralatan dan juga fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut.
Memudahkan koordinasi dengan orang-orang atau lembaga yang terlibat. Memudahkan pengawasan dan pengendalian.
Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan sebuah proyek. Perkembangan Network Planning a. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau NETWORK DIAGRAM. Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont Company secara independen, network planning mulai berkembang di negara-negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal yaitu CPM dan PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja.
CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang terdefinisi dengan baik. Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.- Dengan sebuah urutan kerja berbentuk ’S’, kegiatan dapat ditentukan awal proyek dan akhir proyek.Pada CPM, yang dilakukan adalah menentukan dan mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada metode PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu. Didominasi oleh kecenderungan yakin akan waktu yang akan dikerjakan (optimis), berdasarkan pelaksanaan yang paling sering digunakan (most likely) dan tidak yakin akan waktu yang direncanakan (pesimis).
Maka diambil rata-rata dari ketiga elemen tersebut. Oleh karena itu, metoda ini menggunakan range untuk menentukan durasi pekerjaan. Bisa juga dilakukan perhitungan untuk menentukan durasi yang diinginkan.Rumus perhitungan durasi dengan PERT yaitu: Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan.
Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks. Gantt (Bar) Chart Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak digunakan. Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan dan fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya yang mudah dan sederhana. Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan pekerjaannya.
Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk dilaksanakan. Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM A. Persamaan Digunakan untuk menangani proyek-proyek.
Memerlukan prasyarat di dalam melaksanakan kegiatan. Melakukan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu semaksimum mungkin dan pembiayaan. Sama-sama membentuk lintasan dari kegiatan B. Perbedaan Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut: PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.
2.4 Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja a. Untuk mengkoordinir semua unsur (element) proyek kedalam suatu rencana utama (master plan) dengan menciptakan suatu model kerja untuk melengkapai proyek sehingga diperoleh data sebagai berikut: 1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan 2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya 3.
Pengurangan resiko. Mempelajari alternatif-alternatif yang terdapat didalam dan diluar proyek.
Untuk mendapatkan atau mengembangkan skedul yang optimum. Penggunaan sumber-sumber secara efektif dan efisien. Alat komunikasi antar pimpinan.
Pengawasan pembangunan proyek. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi. 2.5 Manfaat Analisis Jaringan Kerja a.
Untuk melengkapi rancangan, untuk memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan, memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan dan secara umum untuk mempertinggi effektivitas manajemen dalam menyelesaikan proyek. Untuk penghematan biaya, waktu dan mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja, baik manusia maupun peralatan serta menjamin ketepatan selesainya suatu proyek. 2.6 Menggambar Jaringan Kerja Panduan dalam menggambar jaringan kerja: 1. Buatlah anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, & garis putus-putus untuk Dummy.
Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu dibawahnya. Hindarkan sejauh mungkin garis menyilang. Peristiwa/ kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yg bersangkutan jika mungkin berada didalamnya. Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri. 2.7 Penentuan Waktu Setelah jaringan kerja dapat digambarkan, kemudian diestimasikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing event.
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis.
Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut float/slack. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Total float/slack, Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan b. Free float/slack, Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network. Notasi yang digunakan Untuk mempermudah perhitungan penentuan waktu digunakan notasi-notasi sebagai berikut: TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event. TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event. ES = earliest activity start time, yaitu saat paling cepat dimulainya aktivitas.
EF = earliest activity finish time, yaitu saat paling cepat diselesaikannya aktivitas. LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas. LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas.
T = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. S = total slack/float SF = free slack/float Asumsi dan perhitungan Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah: 1.
Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu: Perhitungan maju (forward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke terminal event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Perhitungan mundur (backward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event.
Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian. Keterangan: a = Nomor event b = Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan maju c = Saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan mundur Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai slack/float. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Total float/slack dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas, atau dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas. Free float/slack aktivitas dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas tersebut. Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah.
Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:. Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?.
Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?. Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya.
Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri. Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif.
Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya. Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang). Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain. Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain. Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut.
Untuk membuatnya kita membutuhkan data-data yaitu Jenis pekerjaan yang dibuat detail rincian item pekerjaan, contohnya jika kita akan membuat network planning pondasi batu kali maka apabila dirinci ada pekerjaan galian tanah, pasangan pondasi batu kali kemudian urugan tanah kembali. Durasi waktu masing-masing pekerjaan, dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau menggunakan rumus analisa bangunan yang sudah ada. Jumlah total waktu pelaksanaan pekerjaan. Metode pelaksanaan konstruksi sehingga dapat diketahui urutan pekerjaan. Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll. Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja.
Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan urutan kerja sebagai berikut. pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya kegiatan. Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja. Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali.
Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah kegiatan pemasangan selesai. Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang direncanakan. Jadi cara membuat network planning adalah seperti berikut Kegunaan Network Planning Data atau informasi yang diperoleh, namun tidak teratur dapat terorganisir dengan tepat.
Dapat menunjukkan urutan pekerjaan sebuah proyek kerja konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut biaya dan waktu pelaksanaan proye tersebut. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal yang kritis yang mungkin terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi. Mengarahkan seorang pimpinan mengambil keputusan dan mengelola resources (sumber daya) dalam usaha mempercepat selesainya proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang, peralatan dan juga fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut.
Memudahkan koordinasi dengan orang-orang atau lembaga yang terlibat. Memudahkan pengawasan dan pengendalian. Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan sebuah proyek.
Perkembangan Network Planning a. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau NETWORK DIAGRAM. Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont Company secara independen, network planning mulai berkembang di negara-negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal yaitu CPM dan PERT.
CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang terdefinisi dengan baik. Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.- Dengan sebuah urutan kerja berbentuk ’S’, kegiatan dapat ditentukan awal proyek dan akhir proyek.Pada CPM, yang dilakukan adalah menentukan dan mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada metode PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu.
Didominasi oleh kecenderungan yakin akan waktu yang akan dikerjakan (optimis), berdasarkan pelaksanaan yang paling sering digunakan (most likely) dan tidak yakin akan waktu yang direncanakan (pesimis). Maka diambil rata-rata dari ketiga elemen tersebut. Oleh karena itu, metoda ini menggunakan range untuk menentukan durasi pekerjaan. Bisa juga dilakukan perhitungan untuk menentukan durasi yang diinginkan.Rumus perhitungan durasi dengan PERT yaitu: Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan. Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks. Gantt (Bar) Chart Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak digunakan.
Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan dan fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya yang mudah dan sederhana. Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk dilaksanakan.
Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM A. Persamaan Digunakan untuk menangani proyek-proyek.
Memerlukan prasyarat di dalam melaksanakan kegiatan. Melakukan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu semaksimum mungkin dan pembiayaan. Sama-sama membentuk lintasan dari kegiatan B.
Perbedaan Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut: PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan. 2.4 Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja a. Untuk mengkoordinir semua unsur (element) proyek kedalam suatu rencana utama (master plan) dengan menciptakan suatu model kerja untuk melengkapai proyek sehingga diperoleh data sebagai berikut: 1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan 2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya 3.
Pengurangan resiko. Mempelajari alternatif-alternatif yang terdapat didalam dan diluar proyek. Untuk mendapatkan atau mengembangkan skedul yang optimum. Penggunaan sumber-sumber secara efektif dan efisien. Alat komunikasi antar pimpinan.
Pengawasan pembangunan proyek. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi. 2.5 Manfaat Analisis Jaringan Kerja a. Untuk melengkapi rancangan, untuk memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan, memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan dan secara umum untuk mempertinggi effektivitas manajemen dalam menyelesaikan proyek. Untuk penghematan biaya, waktu dan mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja, baik manusia maupun peralatan serta menjamin ketepatan selesainya suatu proyek. 2.6 Menggambar Jaringan Kerja Panduan dalam menggambar jaringan kerja: 1. Buatlah anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, & garis putus-putus untuk Dummy.
Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu dibawahnya. Hindarkan sejauh mungkin garis menyilang. Peristiwa/ kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yg bersangkutan jika mungkin berada didalamnya. Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri. 2.7 Penentuan Waktu Setelah jaringan kerja dapat digambarkan, kemudian diestimasikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing event. Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path).
Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut float/slack. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Float terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Total float/slack, Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan b. Free float/slack, Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network. Notasi yang digunakan Untuk mempermudah perhitungan penentuan waktu digunakan notasi-notasi sebagai berikut: TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event. TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event.
ES = earliest activity start time, yaitu saat paling cepat dimulainya aktivitas. EF = earliest activity finish time, yaitu saat paling cepat diselesaikannya aktivitas. LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas. LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas. T = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. S = total slack/float SF = free slack/float Asumsi dan perhitungan Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah: 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.
Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu: Perhitungan maju (forward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke terminal event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Perhitungan mundur (backward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event.
Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian.
Keterangan: a = Nomor event b = Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan maju c = Saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan mundur Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai slack/float. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Total float/slack dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas, atau dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
Free float/slack aktivitas dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas tersebut. Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:. Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?.
Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?. Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri. Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network.
Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya. Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang). Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain. Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak. Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut.
Untuk membuatnya kita membutuhkan data-data yaitu Jenis pekerjaan yang dibuat detail rincian item pekerjaan, contohnya jika kita akan membuat network planning pondasi batu kali maka apabila dirinci ada pekerjaan galian tanah, pasangan pondasi batu kali kemudian urugan tanah kembali. Durasi waktu masing-masing pekerjaan, dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau menggunakan rumus analisa bangunan yang sudah ada. Jumlah total waktu pelaksanaan pekerjaan. Metode pelaksanaan konstruksi sehingga dapat diketahui urutan pekerjaan. Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll.
Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja. Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan urutan kerja sebagai berikut.
pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya kegiatan. Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja. Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali. Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah kegiatan pemasangan selesai. Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang direncanakan. Jadi cara membuat network planning adalah seperti berikut Kegunaan Network Planning Data atau informasi yang diperoleh, namun tidak teratur dapat terorganisir dengan tepat. Dapat menunjukkan urutan pekerjaan sebuah proyek kerja konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut biaya dan waktu pelaksanaan proye tersebut.
Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal yang kritis yang mungkin terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi. Mengarahkan seorang pimpinan mengambil keputusan dan mengelola resources (sumber daya) dalam usaha mempercepat selesainya proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang, peralatan dan juga fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut. Memudahkan koordinasi dengan orang-orang atau lembaga yang terlibat.
Memudahkan pengawasan dan pengendalian. Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan sebuah proyek. Perkembangan Network Planning a. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau NETWORK DIAGRAM. Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont Company secara independen, network planning mulai berkembang di negara-negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal yaitu CPM dan PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja.
CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang terdefinisi dengan baik. Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.- Dengan sebuah urutan kerja berbentuk ’S’, kegiatan dapat ditentukan awal proyek dan akhir proyek.Pada CPM, yang dilakukan adalah menentukan dan mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada metode PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu. Didominasi oleh kecenderungan yakin akan waktu yang akan dikerjakan (optimis), berdasarkan pelaksanaan yang paling sering digunakan (most likely) dan tidak yakin akan waktu yang direncanakan (pesimis). Maka diambil rata-rata dari ketiga elemen tersebut.
Oleh karena itu, metoda ini menggunakan range untuk menentukan durasi pekerjaan. Bisa juga dilakukan perhitungan untuk menentukan durasi yang diinginkan.Rumus perhitungan durasi dengan PERT yaitu: Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan. Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks. Gantt (Bar) Chart Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak digunakan. Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan dan fungsi perencanaan.
Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya yang mudah dan sederhana. Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk dilaksanakan. Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM A.
Persamaan Digunakan untuk menangani proyek-proyek. Memerlukan prasyarat di dalam melaksanakan kegiatan. Melakukan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu semaksimum mungkin dan pembiayaan. Sama-sama membentuk lintasan dari kegiatan B. Perbedaan Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut: PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.
2.4 Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja a. Untuk mengkoordinir semua unsur (element) proyek kedalam suatu rencana utama (master plan) dengan menciptakan suatu model kerja untuk melengkapai proyek sehingga diperoleh data sebagai berikut: 1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan 2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya 3. Pengurangan resiko. Mempelajari alternatif-alternatif yang terdapat didalam dan diluar proyek. Untuk mendapatkan atau mengembangkan skedul yang optimum.
Penggunaan sumber-sumber secara efektif dan efisien. Alat komunikasi antar pimpinan. Pengawasan pembangunan proyek. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi. 2.5 Manfaat Analisis Jaringan Kerja a. Untuk melengkapi rancangan, untuk memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan, memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan dan secara umum untuk mempertinggi effektivitas manajemen dalam menyelesaikan proyek. Untuk penghematan biaya, waktu dan mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja, baik manusia maupun peralatan serta menjamin ketepatan selesainya suatu proyek.
Some compound bows use an encoded serial number to provide the date. Find the maker of the compound bow and email the picture or serial number to the company, asking for a confirmation on the bow's year of production. Pse bow serial number lookup. If you have a serial number with no date, write down the number or take a picture of the stamp. For example, Martin Archery uses a code for the serial number that is similar to an auto vehicle identification number (VIN).
2.6 Menggambar Jaringan Kerja Panduan dalam menggambar jaringan kerja: 1. Buatlah anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, & garis putus-putus untuk Dummy. Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu dibawahnya. Hindarkan sejauh mungkin garis menyilang. Peristiwa/ kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yg bersangkutan jika mungkin berada didalamnya. Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri. 2.7 Penentuan Waktu Setelah jaringan kerja dapat digambarkan, kemudian diestimasikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing event.
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut float/slack. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Total float/slack, Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan b. Free float/slack, Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network. Notasi yang digunakan Untuk mempermudah perhitungan penentuan waktu digunakan notasi-notasi sebagai berikut: TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event. TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event. ES = earliest activity start time, yaitu saat paling cepat dimulainya aktivitas. EF = earliest activity finish time, yaitu saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas. LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas. T = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. S = total slack/float SF = free slack/float Asumsi dan perhitungan Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah: 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.
Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu: Perhitungan maju (forward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke terminal event.
Tujuannya adalah untuk menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Perhitungan mundur (backward computation) Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian.
Keterangan: a = Nomor event b = Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan maju c = Saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan mundur Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai slack/float. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Total float/slack dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas, atau dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
Free float/slack aktivitas dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas tersebut. Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya.
![Planning Planning](https://s1.bukalapak.com/img/6526596021/w-1000/Prinsip___Prinsip_NETWORK_PLANNING_Tubagus_Haedar_Ali.jpg)
Karena network merupakan rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:.
Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?. Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?. Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri. Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif.
Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya. Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang). Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain. Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain. Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut.